Manajemen Persijap Jepara mengeluhkan tidak adanya campur tangan dari Stakeholder dan pengusaha-pengusaha lokal Jepara untuk bersama-sama membangun Persijap. Padahal saat ini Persijap sebagai tim kebanggan warga kota Ukir Jepara sangat membutuhkan uluran tangan untuk terus mampu bertahan di kompetisi Indonesia Premier League (IPL).
“Hal yang saya keluhkan ialah sampai saat ini Pemkab dan pengusaha-pengusaha lokal seakan telah lepas tangan terhadap Persijap. Padahal Persijap ini merupakan tim kebanggaan warga Jepara,” kata General Manejer Persijap Muhammad Said Bassalamah.
Keluhan Bassalamah ini bisa jadi menggambarkan kondisi Persijap yang mulai gundah menghadapi kompetisi IPL. Dikatakan Bassalamah, manajemen membuat alokasi anggaran sampai putaran pertama sebesar Rp3,5 miliar. Dana tersebut murni dari konsorsium, tanpa ada sponsor yang masuk.
Misalnya PSIS Semarang, Walikotanya cukup antisias dan membatu PSIS untuk mencari sumber dana. “Pemda sini lepas tangan. Paling tidak penguasa memberikan petunjuk kepada kami. Bahkan DPRD diminta untuk membeli tiket terusan tidak bersedia,” keluhnya.
Dia mengaku memang berat untuk mempertahankan Persijap jika terus-terusan tanpa adanya sumber dana dari sponsor. Pasalnya tidak mungkin manajemen terus mengandalkan sumber dana dari konsorsium pengusaha Malaysia dan penjualan tiket pertandingan yang hanya mencapai Rp50 juta per pertandingan. Namun meski begitu, Bassalamah mengaku bakal tetap mempertahankan tim paling tidak sampai putaran pertama selesai.
Minggu, 02 Juni 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar